Kelas Antologi Ayah Bunda

Materi Pertama Penulisan Kelas Antologi Ayah Bunda (AAB)
Oleh: Rizka Agnia Ibrahim
Selasa, 2 Oktober 2018

Assalaamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh ...

Semoga sahabat semua tengah dalam keadaan sehat. Jika pun masih ada yang tengah bersedih, semoga kesedihan hari ini bisa memberi hikmah kekuatan. 🤗💙

Semoga sudah siap mengosongkan gelas, menyiapkan pena dan buku, atau memo.

Ini kelas keempat yang saya mentori. Jauh sekali dari kata hebat, dan tidak terpikirkan untuk bersaing. Hanya ingin memberi wadah pada teman-teman yang memperjuangkan literasi tapi tersendat dalam mengabadikan hasil karya.

Mari kita ucapkan bismillah dan memulai semua karena Allah semata, hal yang harus kita ingat adalah, tulisan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. Maka mari kita menulis yang baik dan tidak melanggar syariat-Nya.

Materi yang saya berikan memang benar-benar untuk pemula. Tekad awal adalah doa dan *menulis dari hal yang kita sukai*

*DAN YANG PALING UTAMA ADALAH HAL YANG KITA KUASAI*

Tema kita adalah *Ayah Bunda*
Tentu yang kita tuliskan adalah seputar ayah dan bunda. Baik mengingat kenangan kita di masa kecil atau sekarang.

Unsur utama yang membentuk sebuah cerpen adalah judul.

Betapa banyak orang yang bingung memilih judul dan mentok. Akhirnya mundur dari menulis.

*Pemilihan Judul*
*Judul* adalah salah satu bagian penting pada sebuah cerpen. Seberapa penting sebuah judul? Secara akademik memang sebuah judul harus menarik. Namun, itu saja tidak cukup, bagaimana jika isinya amburadul?

Banyak artikel atau cerpen yang judulnya biasa, tapi isinya luar biasa bagus bahkan dipasang di berita utama.

Banyak judul yang wah, membuat penasaran tapi isinya luar biasa buruk, seperti judul-judul berita gosip begitu bombastis tapi isinya membuat miris bahkan tidak berkualitas sama sekali.

Redaksi media tidak selalu mementingkan judul karena hal terpenting adalah isinya. Bukankah banyak tulisan yang tak berjudul tapi tetap bisa dinikmati.

Cerpen ibarat petasan, judul ibarat korek api. Korek api yang kurang bermerek dengan yang bermerek sama-sama bisa membakar.

Nah lemah kerasnya ledakan tergantung dari bahan yang terkandung di dalam petasan.

Jadi, berikanlah judul senyamannya diri Anda asal tidak ngawur dan tetap menjadi identitas tulisan.

Punya kemampuan menemukan judul yang bagus itu lebih baik tetapi harus tetap mengutamakan isi cerpen.
Tema sudah kita tentukan.

Amunisi untuk judul sudah saya berikan.

Sudah mengantongi dua poin ya.

Mengapa saya siapkan seperti ini?

Agar kelas kita dan waktu efektif.

Selanjutnya. Genre apa yang harus kita tulis?

Saya katakan bebas, agar kita tidak menjadi urung karena dibatasi aturan yang belum kita kuasai.


Teh Riz, gimana sih cerpen yang bagus dan membuat penasaran pembaca?

Saya berikan penjelasan yang singkat dan padat ya.

*Cerpen yang Bagus*
1.Cerpen adalah cerita pendek. Seberapa pendek? Di kelas kita yang kita butuhkan hanya 4-5 halaman termasuk profil penulis. Sekitar 1400 kata.
-Ketat dan ringkas
-Tidak mengobral detail
-Dialog hanya untuk menampakkan watak dan menampilkan problem.
-Kata yang dipakai harus hemat.
-Tempat kejadian terbatas.

2. Cerpen mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan unik. Di dalam cerita pendek tak dimungkinkan terjadi aneka peristiwa yang berbeda-beda.

3. Harus masuk akal dan logis.

4. Harus meninggalkan kesan selesai.

5. Tidak ada perkembangan dalam cerita.

6. Batasi tokoh, maksimal 4 orang saja.

7. Hadirkan konflik.


Insya Allah, pelan-pelan ... sudah terbayang ya.

Cerpen tidak boleh ke sana ke mari karena akan membuat halaman melebar dan kita susah mengambil ending yang pas.

*Membuat Paragraf Pertama yang Menarik*

Mengapa harus menarik? Agar pembaca terpancing untuk membaca paragraf berikutnya hingga akhir.

Kita sebagai penulis ibarat perlu memasang umpan di kail agar ikan tertarik untuk mendekati.

Buatlah paragraf awal yang memancing.

Bisa tiba-tiba dialog semisal.

"Toloooooong ...."

Tiba-tiba kudengar sebuah jeritan dan seterusnya.

Atau:

Tuliskan paragraf yang mengajak pembaca untuk larut.

Daun-daun kering jatuh tanpa mendendam saat tertiup angin. Tenang, melayang. Tiba-tiba aku teringat dirinya. Filosofi daun telah banyak kutemukan dari figurnya.

Ibu aku merindukanmu. Bisik hatiku lirih, menyentuh dasar hati yang terperih.

Itulah, Dears. Materi yang bisa saya bagi malam ini. Jika masih mentok tak mengapa. Pelan-pelan dikunyah. Untuk menjadi efektif dan bisa itu perlu proses.

Hal utama adalah konsisten.

Silakan jika ada yang mau bertanya, untuk 30 menit ke depan.

Sebelum saya berikan tugas untuk proyek antologi kita.

Mbak Gustin: Teteh..
Boleh g klo kita bikin cerpen dlu, baru menentukan judul??

Rizka Agnia Ibrahim: Boleh juga. Karena banyak kejadian, penulis yang sudah menentukan judul. Saat naskahnya rampung, ia ganti judul.

Mbak Gustin: Soalnya ini kali pertama saya ikut kelas menulis cerpen..
Jdi klo nentuin judul dlu, tapi g nyambung ma isi,, jadi gimana gitu. 🤭🤭

Rizka Agnia Ibrahim: Ok, Neng. Tadi dijelaskan perihal judul agar tak bingung harus mencari yang bagus banget. Cari yang membuat nyaman dan sesuai tulisan.

Semangat ya. Tuangkan semua ide di memo tanpa editing di awal.

Pergunakan otak kanan terlebih dahulu. Karena tugas otak kiri adalah editing 😊

Reni Bunda lutfhi: Baru mau tanya sdh di jelas kan. Jadi boleh ya teh kita tuangkan saja dl apa yg ada di kepala kita baru editing belakangan

Reni Bunda lutfhi: Terkadang sudah menulis panjang eh pas di baca lagi kok jadi malu ya. Pantas ga ini di baca orang. Jadi nya di umpetin lg deh tulisan nya

Mbak Gustin: Maksudnya tanpa editing apa teh?.
Biar gitu aja,, dengan segala campur aduk kata2..🤭🤭

Rizka Agnia Ibrahim: Di dunia penulisan. Editing sebelum selesai semua ide tertuang itu diharamkan. 🤭 ekstrem ya.

Karena ini bisa mematahkan kreativitas otak kanan.

Tuliskan saja semua ide. Jika dirasa sudah mencukupi halaman. Baru pekerjakan otak kiri. Mana yang tidak cocok, mana yang harus dihapus, mana yang harus ditambah dan dikurangi, perbaiki typo, efektifkan kalimat.

Mbak Gustin: Jadi intinya apapun yg ada langsung tulis aja ya..😂😂

Sinta Chalet: Iyaa saya biasanya kalau nulis begini hehe

Rizka Agnia Ibrahim: Naaah betul. Itulah proses. Menjejak di tangga awal dulu.

Kalau sudah masuk kelas profesional fiksi dan nonfiksi. Baru kerahkan ilmu yang sudah didapat.

Di sini bebaskan saja dulu. Apa pun, yang terpenting kita latih kreatif dulu otak kanan.

Menulis itu bukan untuk yang berbakat. Berbakat tanpa dilatih pun bisa tumpul. Maka berlatihlah konsisten, ini yang utama.

Reni Bunda lutfhi: Bisa karena biasa ya

Fina Food: Menyimak. Insya Allah dipahami pelan-pelan. Menunggu tugas😊

Rizka Agnia Ibrahim: Siip. Alhamdulillah, semoga kelas ini antusias sampai akhir seperti kelas lain.

Uzwatun Hasanah: ikut menyimak teh 😊

Rizka Agnia Ibrahim: Saya memberikan kemudahan untuk yang tidak punya laptop.

Menulislah di memo sampai 1400 kata.

Atau teman-teman bisa bantu cek 4-5 halaman itu tepatnya berapa kata. Jadi kita saling bantu.

Biasanya ada aplikasi ponsel yang mempelihatkan jumlah kata.

Rizka Agnia Ibrahim: Ada lagi yang ingin ditanyakan? Sebelum saya sudahi?

ErizaDedek: Mbak, maaf mau bertanya apakah dalam cerpen itu ada di tentukan tokohnya harus berapa?

ErizaDedek: Mungkin jika banyak tokoh akan panjang ceritanya🤭

Rizka Agnia Ibrahim: Tentu. Kalau terlalu banyak akan berat. Cerpen maksimal 4 orang. Dan biasanya dua orang yang konsisten saja cukup

Rizka Agnia Ibrahim: Oh iya sekilas saja tentang pov/ point of view atau sudut pandang dalam cerpen.

Kalau orang pertama yaitu: aku.

Harus konsisten dari awal *aku*, saya sering baca di pertengahan muncul pov *saya*.

Atau jadi berganti nama orang.

Rizka Agnia Ibrahim: Jika pov 3: dia, ia, atau nama orang.

Konsisten dari awal juga ya.

Rizka Agnia Ibrahim: Tugasnya adalah mulai menulis dari hari ini. Tema sudah ditentukan. Pencarian judul pun tidak perlu ribet. Hal utama adalah menulis.

Menentukan paragraf awal sudah saya berikan. Cari yang menantang.

Reni Bunda lutfhi: Teh ini kapan dikumpulkan?

Rizka Agnia Ibrahim: Nanti pas deadline saja.

Hari ini 2 Oktober ya.

DL 2 November ya.

30 hari semoga cukup untuk menulis 4-5 halaman.

Rizka Agnia Ibrahim: Materi selanjutnya Selasa depan ya.

Durasi setiap materi dan pertanyaan saya tambah jadi 90 menit ya.

Menulislah tuangkan semua ide yang ada di benak. Mengingat tentang ayah dan ibu. Mengurai kisah bersama mereka agar menjadi hikmah bagi pembaca.

Selasa depan kita membahas unsur cerpen

Pengolahan dialog

Tanda baca dan EYD.

Komentar