Buah Hati Dan Sebuah Karya


Alhamdulillah, game level #4 sudah selesai, 17 hari saya memahami dan membersamai mereka. Mengamati gaya belajar mereka seperti menemukan sebuah jalan terang yang membantu saya menata dan menyiapkan diri kedua buah hati dengan matang agar kelak kehidupan mereka lebih punya kebermanfaatan yang berbinar dan bersinar.

Selain memberinya ilmu kehidupan untuk bekalnya kelak di alam keabadian, sayapun harus bisa memberi mereka kekuatan agar memiliki daya guna yang cemerlang di masa depan.

Memahami dan mengamati si sulung yang sudah cukup matang gaya belajarnya, Agnia dominan memiliki gaya belajar visual, tetapi memiliki kekuatan auditori yang cukup bagus juga, menyukai praktek sebagau ciri-ciri dari gaya belajar kinestetik. Agnia memiliki gaya belajar kombinasi yang saling menunjang. Sedangkan Ibrahim, karena usianya masih di bawah 9 tahun, gaya belajarnya belum bisa ditentukan masih dominan di gaya kinestetik karena usia yang belum cukup untuk ketersambungan otaknya. Tentunya dia masih ingin bergerak sesuka hati untuk mengeksplor apa yang ada di benaknya. Ibrahim dalam kemampuan auditori dan visualnya cukup baik dan berkembang pesat. 

Ada yang terasa berbeda semakin hari saya semakin mengenal keduanya baik keistemawaan dan kelebihan mereka dan bahkan kekurangan-kekurangan mereka. Memberi saya kekuatan pegangan dalam membawa mereka meskipun saya terus maksimalkan dengan doa atas setiap upaya.

Setiap cerita pasti punya makna dan begitupun setiap game, levelnya memberi cara dan melahirkan kekuatan bahwa memiliki anak bukan sekedar membesarkan dan merawat fisik saja tetapi ada yang lebih dari sekedar itu. Ilmu kehidupan yang akan membuat mereka senantiasa tegak dan kuat. Meminimalisir kesia-siaan dalam diri mereka karena mereka telah biasa belajar mengenal langkah-langkah kehidupannya.

Apa yang Agnia, Ibrahim dan saya pelajari bukan sekedar untuk hari ini, tugas selesai lantas tak peduli, bukan begitu dan saya pun tidak memberikan contoh bahwa hidup ini hanya formalitas belaka. Seyogyanya yang saya temukan dari ilmu ini harus melahirkan habits yang benar di diri anak-anak dan yang terpenting yang saya ajarkan bahwa mereka harus mampu menyandarkan setiap perilaku, kegiatan, kesukaan, bakat pada Sang Maha Pemilik Kehidupan sehingga mereka bukan sekedar bertumbuh menjadi SDM yang baik di mata manusia saja tetapi benar di mata yang menciptakan manusia. 

Value yang ingin tercapai bukan sekedar nilai-nilai keberhasilan duniawi tapi mereka harus memiliki kecemerlangan pemikiran dalam menjalani kehidupan. Pada akhirnya melengkapi rasa syukur saya, setiap rasa saya alirkan dalam doa.

Sehebat apapun manusia memiliki cara, takkan bisa berkembang jika Allah tak berkehendak dan ridho. Saya pribadi terus mencoba mengenal diri dan introspeksi agar mengalir pancaran-pancaran suri tauladan yang benar untuk buah hati saya. Semoga Allah ridho atas semua yang saya pelajari dan saya berikan pada langkah mereka... Aamiin.

#AliranRasa
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP


Komentar