30 Hari Jadi Buku


Sebuah buku yang saya genggam berjudul " Cara Mudah Menulis Buku Secara Otodidak" adalah buku karya dari guru saya, beliau termasuk sahabat saya juga. Beliau seorang penulis  senior, kami tergabung di group penulis Easy Writing. Beliau adalah pak Nyuwan S. Budiana. Saat membaca buku hasil karyanya serasa saya menemukan satu titik terang dengan cita-cita saya yang ingin menjadi penulis, meski dulu belum sempat terpikirkan untuk menjadi penulis buku. Harapan itu menguat kembali, saya harus mampu menuntaskan projek buku saya secara tunggal. Alhamdulillah sebelum ini saya punya hasil karya meski hanya tertuang dalam buku antologi, bagi saya sebuah fortopolio yang berharga.

Yang terpenting menulis dan terus menulis, laku di pasaran dan diminati banyak pembaca bukan tujuan utama, yang terpenting mampu terus berkarya dalam peradaban masa kini.

Menurut beliau bagi kalangan profesional, buku bisa membangun personal brand dan membentuk value kita lewat buku. Dan manfaat yang terpenting bagi saya, buku yang kita lahirkan akan memberi ruang sejarah buat anak-anak dan keluarga kita.

Yang tak kalah manisnya yang membuat saya semangat membaca buku ini adalah ternyata menulis bisa mengusir kepikunan. Saya deal, ketika menulis, maka ribuan bahkan jutaan jaringan otak akan saling tersambung, aktif dan bergerak, menggerakan setiap ide. Semakin aktif sel-sel otak semakin menghambat kepikunan.

Dan saya banyak belajar dari sulit kehidupan sehingga karakter menulis saya terlihat mengarah ke solusi-solusi hidup. Bagian ini yang beliau jelaskan dengan simple tapi sarat makna. Yang melahirkan semangat besar di diri saya untuk percaya dengan karakter diri yang tertuang dalam tulisan.

Buku ini kecil, isinya praktis tapi bisa membentuk semangat yang membaca lebih tinggi dan menyegerakan menulis. Ketika sudah ada niat menulis sudah bisa dipastikan ide-ide tulisan itu bermunculan dan yang hebat menurut beliau adalah cara mengolah ide karena sesederhana apapun ide ketika kita cerdas mengolahnya akan melahirkan karya yang dahsyat.


Awali menulis dari yang kita sukai dan paling kita minati,  Dan catatan besar yang saya garis bawahi dari buku ini adalah hambatan penulis adalah mental block yakni semangat menulis yang menggebu namun dalam beberapa waktu kemudian lambat laun mengecil dan semangat itu padam. Pada akhirnya mental itu harus dihancurkan dengan komitmen untuk menulis, berarti harus rajin menulis seperti halnya menulis untuk satu minggu satu cerita, tingkatkan dengan satu minggu dua cerita semua disesuaikan dengan waktu yang kita miliki dan tetap konsisten.

Buku kecil ini sekarang menemani hari-hari saya menuntaskan banyak tulisan, amunisi yang berkualitas. Bagi saya menulis adalah kebutuhan jiwa dan pengobat bagi rasa kecewa, sedih dan luka. Saya bagi cerita ini untuk satu minggu satu cerita.








Komentar