Meniti Cinta Sejati


Sudah 13 minggu tidak terasa. Saya belajar konsisten menulis bersama 1minggu 1cerita. Dan hari ini minggu ke 3 saya berhasil menghentikan mengajar les privat home visit. Semua saya niatkan karena Allah untuk bisa maksimal membersamai kedua buah hati tanpa jeda. Baru sebatas ini yang bisa saya ceritakan, melulu cerita sederhana tentang merenda hari-hari mendidik buah hati. Hari ini saya ambil tema tentang dunia remaja dari sudut pandang Agnia Malika anak gadis saya. Tema yang sensitif sekali yakni pacaran.

Ya pacaran, yang menjadi gaya hidup yang trend buat anak remaja masa kini. Tadinya saya tidak terpikir untuk mengambil tema ini. Tetapi ketidaksengajaan obrolan kami pagi ini membuat saya perlu menuangkan tema unik dari sudut pandang anak gadis saya.

Agnia :"Ummi, cinta itu fitrah lho, bagian dari naluri." ( Tiba-tiba dia berkata, memulai obrolan pagi ini).

Saya :"Oh iya tentu dong sayang, kan kita sudah pernah membahas yang tertulis di QS Al-Rum [30]: 21. Ada apakah gerangan wahai kakak Agnia berkata seperti itu?"

Agnia :" Taaaaapiiii meski fitrah dan naluriyah, kita harus tepat dalam memberi solusi agar cinta itu mengalir benar. No pacaran ya ummi. Ummi tahu nggak selain trend, pacaran adalah pelampiasan dari rasa sepi?"

Saya :" Jelaskan dong kakak, agar ummu bisa tahu nih sudut pandang kakak. " ( Saya tersenyum sambil mengusap lembut kepalanya).

Agnia :"Engkau ucap cinta padahal D U S T A. Lisankan sayang padahal itu B O H O N G. Sebelum akad terucap, tak ada jaminan kata! Kakak hafal tulisan ini dari buku ustadz Felix Y. Siauw yang berjudul Udah Putusin Aja! Pacaran itu kata teman-teman adalah pelampiasan rasa sepi mereka. Saat mereka tidak bisa mencurahkan isi hatinya kepada orang tuanya. Kasian ya karena orang tua terlalu banyak menuntut mereka berprestasi dan menjulang dalam sisi akademis tapi keterikatan hati mereka hilang. Cinta itu fitrah, harusnya orang tua mengambil peran itu dengan sempurna. Kakak beruntung memiliki ummi dan abi. Kakak tidak perlu ruang yang lain. Ruang kasih sayang di rumah ini sebegitu sempurna."

Seketika air mata ini susah dibendung. Saya peluk erat tubuhnya. Syukur terpanjat dari dinding hati ini. Meski teramat sederhana. Banyak mengatakan no daripada yesnya. Banyak mengatakan harus  sabar daripada langsung mengabulkan setiap inginnya. Saya bersyukur dengan Agnia menjadi homeschooler lebih banyak terlihat noble attitude yang berkembang di diri Agnia.

Saya :" Kakak tidak takut dibilang kudet karena tidak berpacaran?" (Pancing saya)

Agnia :" Tidaklah ummi, kakak yakin Allah akan senantiasa menjaga kakak. Jodoh itu takkan kemana. Pasti nanti ada sosok terbaik yang langsung meminta dengan halal kepada ummi dan abi. Tidak perlu berpacaran. Kakak hanya butuh terus belajar menjadi remaja dan wanita yang berkualitas." (Senyumnya tulus. Semoga Allah menjaga keteguhan hati gadis ini).

Saya adalah pribadi yang teramat simple dalam mendidik anak-anak. Saya bukan orang yang begitu keras meninggikan kompetensi, saya bukan ibu yang melulu menghargakan kehebatan dari akademis semata tapi saya adalah ibu yang senantiasa ingin anak-anak memiliki kepribadian terbaik saat mereka meniti waktunya bersosial di lingkungan. 

Agnia :"Ummi sayang.. Cinta itu berharga sehingga butuh perjuangan dan pengorbanan yang menjadi bingkainya. Sehingga akan kuat keberadaannya sampai di syurgaNya nanti. Cinta bukan sebatas sebatang coklat dan setangkai bunga, cinta tidak sebercanda itu.."

Meskipun kata-kata tersebut bukan ciptaan Agnia tetapi makna kata-kata tersebut telah dia serap begitu baik di relung hatinya. Semoga bisa menjadi pengingat saat godaan datang mengusik keteguhannya. Semoga saya dan suamipun tetap diberi kekuatan untuk mampu menjaganya.. Aamiin.


Tulisan ini saya persembahkan untuk 1minggu 1cerita.






Komentar

  1. Huah,, entah kenapa setiap baca tulisan di blog nya mbak Rizka, hati saya selalu tersentuh. Untuk diri saya yang masih blm menemukan pendamping hidup, kata-katanya Agnia yang bilang "Yakin Allah akan senantiasa menjaga kita. Bahwa jodoh tak akan kemana. Bhwa nti akan ada sosok terbaik yang langsung meminta dengan halal pada umi dan Abi.. membuat hati saya tergetar T_T. . Doa saya semoga saya dan Agnia sama-sama bs menjaga diri dan keteguhan hati. Amin Ya Rabbal Alamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai hai adikku sayang.. Terharu jadinya. Semoga Allah menjagamu ya. Mari senantiasa kuatkan doa dan langkah.. Aamiin Allahumma aamiin..

      Hapus
  2. Salam kenal dengan Agnia umi. Minggu lalu akupun baru baca buku itu. Terekam qo gimna sadisnya pacaran yg menjadi trend zaman sekarang dan fitrah cinta yang diagung-agung kan tapi salah kaprah. Umi Nihla umur 18, kalau Agnia?

    Boleh kenalkan aku dengan Agnia yah umi.. prinsipnya sama tuh, gak pacaran. Tapi yakin Allah akan mendatangkan jodoh yang tepat padawaktunya nanti. Yang berkualitas!

    Salam buat Agnia umi...
    Salam dariku yang minta kenalan buat tambah teman sejalan Lillah yah umi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Nihla sayang.. Berjuang menjaga semua memang tak mudah. Tetapi insyaaAllah, Allah akan tetap membersamai insan yang bersedia menggenggam bara api keimanan. Peluk sayang dari jauh..

      Hapus

Posting Komentar