Buku Antologi Yang Berharga

Aku terlahir menjadi anak yang cenderung cengeng, itu yang pernah almarhumah ibu ucapkan waktu aku remaja. Aku tersenyum karena aku sangat menyadari itu meskipun sebelumnya aku tidak pernah terima dan akan menangis berlama-lama di pojokkan kamar. Berawal dari kondisi itu, aku akan bergerak mencari pena dan buku menuangkan setiap sisi perasaan terutama ketika sedih melanda. Aku tak menyadari jika ternyata aku dan almarhumah memiliki kesamaan. Beliau penulis hebat bagiku, begitu indah kata-kata yang tertuang terlebih ketika beliau merasa tersakiti, semuanya membekas dalam ingatanku meski tulisannya tidak pernah terpublikasi.

Butuh waktu yang lama juga untukku, sekitar 18 tahun bahkan lebih untuk aku merasa diakui oleh orang lain tentang tulisan-tulisanku. Pernah kukirim naskah cerita remaja,dan semua tanpa pernah dimuat,  2 buku kumpulan puisiku hanya berakhir menjadi pembungkus makanan bahkan menjadi penghuni tempat sampah. Dan aku tak pernah mau menulis lagi. Kulupakan tenggelam bersama keputusasaan.

Waktu berjalan memperkenalkanku dengan banyak keadaan bahkan terasa begitu mudah kutemukan penghantar kepada cita-citaku yang sempat kubuang bersama puluhan naskah. Bersama tekadku tentang Homeschooling kedua buah hatiku, tulisanku menjadi juara utama sebuah sayembara yang berjudul " Suka-Suka Homeschooling ". Aku bersyukur, Allah telah berkehendak atas semua. Meskipun berulang kali aku bertanya pada penyelenggara tentang kebenaran pengumuman tersebut. Semua nyata dan artinya Allah telah benar-benar berkehendak meski aku menyadari tulisanku sangat sederhana. Dan kukabarkan berita ini beberapa hari sebelum almarhumah pergi, meski tak ada pelukannya lagi tapi beliau mengisyaratkan bahwa aku harus melanjutkan semua.


Kemudahan itu berlanjut saat kukenal IIP (Institut Ibu Profesional) yang menjadi tempatku berlatih konsisten menulis. Dan yang tak kalah manisnya saat kukenal 1 minggu 1 cerita, meski terkesan sederhana, ternyata menjadikanku terlatih menulis meskipun hanya 1 minggu 1 cerita.Berlanjut lagi saat kutemukan Easy Writing sebuah group WA yang beradminkan sahabatku, dia kakak bagiku dan dia yang menjadi jalan atas namaku yang menghias sebuah buku cerita dan buku puisi antologi.

Bagi sebagian orang tak begitu menarik menjadi penulis buku antologi bahkan mungkin sebagian orang tak berminat untuk promo karena hanya buku keroyokkan yang menjadi istilah. Tetapi tidak bagiku, semuanya sangat berharga karena nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang telah Allah ajarkan menjadikanku pribadi yang tulus menghargai setiap sisi dari kehidupan sekecil apapun. Terlebih buatku yang tak pernah mengikuti kelas menulis, bahkan aku gagap secara teknis terlebih ketika harus menulis dengan pc tetapi Allah selalu mengajarkanku untuk tak berhenti belajar.


Akhirnya aku mengerti, saat almarhumah pergi dialah guru terbaik yang mengajarkanku menulis meski lewat banyaknya tetes air mata beliau. Akhirnya aku mengerti saat Allah memberi 18 tahun lebih untuk aku berjuang dengan cita-citaku sebagai penulis agar aku menghargai setiap yang terlihat kecil dari perjuangan langkah yang tak sedikit payah bahkan berdarah. Akhirnya aku mengerti mengapa aku tertakdir menjadi juara utama sebuah buku antologi pastinya agar aku tidak lupa dengan nilai-nilai rasa syukur bahwa hidup yang berharga ada di prosesnya.

Kutulis cerita ini untuk 1 minggu 1 cerita dengan sepenuh rasa cinta sebagai bukti rasa hormatku atas titipan-titipan dari Sang Maha Pemilik Kehidupan. Hidup tidaklah langsung bisa besar butuh tempaan-tempaan yang menguatkan tak terkecuali untuk sebuah buku antologi dan yang terpenting dicintai dan diminati pembaca.

Tulisan ini aku dedikasikan untuk kakakku tercinta teteh Irvi yang selalu setia menemani menjadi editor dari setiap naskahku. Semoga teteh selalu bahagia. 



Komentar

  1. Inspiratif banget.
    😘😘😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhun.. Kebetulan lagi ada ilham biasanya harus senedi dulu.😍😘

      Hapus
  2. Balasan
    1. MasyaAllah semangat terus yaa ka semoga nanti bisa melahirkan tulisan-tulisan yang indah dan menginspirasi :)

      Hapus
    2. Terima kasih ade.. Aamiin. Doa yg sama untuk ade juga ya..😍😘

      Hapus
  3. Semoga makin lancar jaya nulisnya Teh ☺

    Salam,
    Tatat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhun teh Tatat. Kita saling mendoakan ya..😍

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terima kasiiih sudah berkunjung dan berkenan membaca..😍

      Hapus
  5. Smoga kedepannya lebih baik lagi&smakin sukses ya Bu....
    Meskipun aku tak bisa mengikuti jejak seperti Bu.Rizka,tp Insyaa Allah supportku ga akan berhenti buat Ibu....

    BalasHapus
  6. Smoga kedepannya lebih baik lagi&smakin sukses ya Bu....
    Meskipun aku tak bisa mengikuti jejak seperti Bu.Rizka,tp Insyaa Allah supportku ga akan berhenti buat Ibu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih neng Arin. Kita akan senantiasa saling melengkapi ya. Semoga menjadi sahabat bersyurga..😍😘

      Hapus

Posting Komentar