Homeschoolingku

Bismillaah..


Akhir-akhir ini saya sering dihubungi sahabat dari yang sekedar bertanya tentang homeschooling kami, sampai yang benar-benar serius ingin belajar bersama, meminta kesamaan kurikulum dan lain sebagainya.

Sesungguhnya saya akui, kami (saya, suami, Agnia dan Ibrahim) adalah homeschooler yang paling santai seperti di pantai...😂😂. Koq bisa? Iya bisa dong, saya memilih unschooling bukan school at home karena saya pikir bukankah setiap pribadi itu unik? Begitupun tiap keluarga juga memiliki keunikkan-keunikkan tersendiri sehingga kebijakkan tiap rumah pasti berbeda. Saya pribadi yang menjadi asisten suami dan guru bagi anak-anak tidak diribetkan untuk mengejar target menyamakan kompetensi anak-anak untuk sama dengan target sekolah formal. Karena ketika saya memilih homeschooling bukanlah sebagai pelarian dari keputuasaan karena miris dengan sistem pendidikan yang tidak memaksimalkan produktifitas SDM saja, tetapi arus sekulerisme yang membuat saya tersadar dan harus mengambil jatah amanah yang paling penting ini, saya ingin kedua buah hati saya benar-benar belajar tentang ilmu kehidupan yang sedemikian luasnya telah Allah bentangkan yang akan mampu menjadikan mereka sebagai insan bertaqwa dan berhukum hanya kepada aturan Allah sumber segala solusi dari problematika hidup.

Tahun ini adalah tahap awal yang lebih serius saya belajar bersama kedua buah hati tentang syaksiyyah islam yaitu kepribadian islam semuanya hanya akan bisa dibentuk oleh aqliyah(pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap) yang tentunya harus islami pula.

Pembentukkan syaksiyyah islam ini yang butuh keseriusan dan kerjasama yang solid antara saya dan suami. Kondisi ini yang tidak bisa dijalani hanya dengan bersantai. Ini modal dasar sebagai bekal dan pondasi yang akan memapah mereka menuju dunia luar dan menjadi salah satu penangkal untuk menguatkan mereka bisa menyaring diri dari arus sekulerisme.

Sedangkan untuk pelajaran kehidupan yang lain. Saya mendampingi mereka menemukan diri mereka dengan passion mereka masing-masing. Setiap jiwa dianugerahi skills dan ability. Sehingga saya tidak khawatir terhadap kesuksesan mereka di masa depan, yang diperlukan hanya menempanya dengan serius dan lillah. Meski terkadang terasa payah. Semoga usaha dan upaya ini berbuah manis kelak untuk kehidupan mereka menjadi generasi terbaik yang Allah ridhoi... Aamiin

Simak penuturan Agnia di postingan berikutnya tentang realisasi syaksiyyah islam. Apa itu aqliyah islam? Apa itu nafsiyah islam? Apa itu tsaqofah islam?

#Catatanduohomeschooler



Komentar