Writing Challenge JIP 1 Day 5

Membersamai Rasa Dalam Naluri

Betapa hebatnya dan sempurnanya Allah dalam membentuk diri manusia begitu lengkap. Allah menganugerahi manusia dengah akal sebagai sarana untuk berpikir sehingga darinya terlahir fitrah(a natural tendency) dan diantaranya keberadaan naluri bisa tercerna.. Dalam diri manusia ada 3 naluri,naluri mempertahan diri(ghorizah baqo),naluri saling menyayangi(gharizah an-nau) dan naluri mensucikan diri(gharizah tadayyun).

Rasa saling menyayangi dalam persahabatan termasuk  gharizah an-nau(species instinct).. Yang tetap harus ditangani dengan benar agar tidak melahirkan rasa kasih sayang yang salah.. Perlu ketelitian dalam menangani pelestarian naluri tersebut..

Agnia memiliki banyak teman,dan diapun memiliki sahabat.. Meski jarang bertemu,adakalanya mereka  datang ke rumah untuk berbagi cerita tentang teman-teman baru di sekolah atau pondok mereka masing -masing... Atau ketidaksukaan mereka dengan pelajaran yang menjemukan,hehe..terkadang itu yang mengingatkan saya tentang masa remaja..

" Ummi,ingat nggak saat kakak dulu pernah menangis ditinggalkan sahabat? " Tanya Agnia membuka obrolan di jam sarapan kami,sambil memperlihatkan tulisannya di blog 2 hari yang lalu..

" Oh iya ummi ingat... Apa yang ada di benak kakak waktu rasa kehilangan itu ada?dan bagaimana setelahnya? " tanya saya sedikit mencoba menstimulus cara berpikirnya.

" Waktu itu kan kakak nangis,sempat tidak mau sekolah.." Sahutnya sambil tersenyum seperti mengenang ke masa - masa tersebut..

" Tapi kakak akhirnya merasa kuat lagi karena ada ummi,abi,Ibrahim dan sahabat -sahabat yang lain..." Dia melanjutkan kata - katanya.

" Terus selain itu hikmah apalagi yang bisa kakak temukan dari rasa kehilangan?"tanya saya.

" Allah selalu tahu yang terbaik untuk hidup kita... Allah mengambil yang terkadang kita berat melepaskannya dan ternyata Allah menggantinya yang tepat untuk hidup kita.. Begitu kan ummi?"dia menatap wajah saya..

" Ada pelajaran apa dari rasa sedih yang pernah kakak lewati?" saya masih terus bertanya.

" Akhirnya kakak mengerti filosofi kopi itu ummi,hehe... Meski kita tak suka kopi,kita bisa belajar dari rasa yang pahit tapi membuat kita tak mengantuk." Dia tersenyum seolah telah merasa lulus mempraktekkan sebuah teori yang sempat membuatnya tak mengerti..

"Alhamdulillah,umm bersyukur kakak telah banyak mengerti arti perbekalan yang harus kakak kumpulkan untuk masa dewasa nanti dan kelak akhirat... Jangan pernah hindari rasa yang terasa pahit,rasa yang terasa sakit,rasa yang terasa berat,rasa yang terasa asing,rasa yang terasa tak sama dengan orang lain.. Galilah terus makna hidup ini.. Umm yakin kakak akan bertumbuh menjadi wanita yang tangguh.. Belajarlah memaknai rasa dengan kesabaran dan keikhlasan,semua yang Allah beri tak sia - sia tak terkecuali rasa pahit itu.." Dia memeluk tubuh saya sangat erat.. Hati saya yang tahu.. Agnia yang terbiasa belajar pahit dari masa kecilnya..

"Jangan lupa juga ya.. Lanjutkan tulisan di blognya tentang filosofi kopi,hehehe.." ujar saya menyemangati.

Bagaimanapun setiap rasa butuh pengolahan... Allah selalu memberi potensi kepada diri manusia untuk mampu menciptakan damai dari rasa pahit,tak ubah seperti indahnya rasa manis,mampu menciptakan tenang dari pikulan rasa berat tak ubahnya seperti kesenangan dengan yang ringan... Memiliki warna persahabatan diantara rasa keterasingan.. Semua akan sempurna berproses jika kita sabar dan ikhlas memaknai hidup..

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Annazmu Syakib Dini Putri Dwina Sita Habibatul Zahra Siti Nurhalipah Siti Nurhalifah Fakhiratul Azkia Rida Fakhiratul Azkia Firdaus.. Jadilah kalian sahabat yang bersyurga...

Salam Ibu Pembelajar

#TDoLM_WritingChallenge
#JurnalIbuPembelajar
#Portofolio.FBE.Agnia&Ibrahim
#Day5to7days
#FitrahIman
#FitrahMandiri
#FitrahBelajar
#duohomeschooler

Komentar