GAME LEVEL #1 KELAS BUNDA SAYANG

Komunikasi Produktif

Warna Dan Rasa Kehidupan

Bismillah..

Saya termasuk ibu yang cukup santai dengan hal-hal akademis. Seperti halnya dulu Agnia yang sekolah formal terlambat 1 tahun dibanding teman-teman seusianya. Dulupun saya tidak tertarik untuk menyekolahkan Agnia dengan usia yang dini. Alhamdulillah,begitupun Ibrahim sekarang,meskipun dia seorang homeschooler. Saya tidak memberikan aturan yang menekan untuk dia belajar calistung. Untuk memahamkan berhitungpun saya masih dengan metode bermain,saya memilah lego. Nanti saya akan meminta Ibrahim untuk menghitungnya. Saya ciptakan seenjoy mungkin. Meskipun sudah 6 tahun usianya. Bagi saya yang terpenting Ibrahim memahami ilmu hidup sesuai dengan proses. Bagi saya tak mengapa dia belum lancar baca,yang terpenting dia faham membuang sampah pada tempatnya. Tak mengapa belum jago berhitung,yang terpenting Ibrahim sudah mengerti meski sederhana arti berbagi. Tak mengapa sesekali bertengkar dengan kakak,yang terpenting Ibrahim mengerti cara berdamai,meminta maaf dan memaafkan. Tak mengapa masih ada sedikit tantrum ketika ingin sesuatu tetapi akhirnya Ibrahim mengerti arti delayed gratification seperti pakar parenting jelaskan. "Perlu ada pemberian yang tertunda sehingga membuatnya berlatih sabar."(saya kutip dari tulisan bu Wina Risman). Bukan sabar yang langsung sempurna tapi berproses. Saya adalah orang tua yang belajar mampu menghargai tiap proses yang dilewati buah hati. Sesekali saya biarkan Ibrahim menangis agar dia mengerti rasa dan warna kesedihan agar diapun merasakan arti kesedihan yang dimiliki orang lain. Saya berikan ruang saat dia marah ketika teritorialnya terganggu. Agar diapun mengerti rasa marah itu perlu dan harus ditempatkan di kondisi yang tepat,sambil saya mengarahkan perlahan keburukkan marah yang tidak benar.

Bagi saya yang terpenting saat ini untuk Ibrahim adalah dia bisa mengenal dengan damai siapa penciptanya,pelan-pelan saja,saya alirkan perlahan hingga mengakar di benaknya. Bagi saya tak mengapa Ibrahim sesekali salah tapi tak perlu bohong. Salah tetap sarana belajar,agar tidak terulang. Bagi saya Ibrahim perlu mengenal "rasa" dan "warna" hidup. Setelah dia mengenal,dia akan belajar memilih warna dan rasa yang benar,dengan begitu dia akan berani memutuskan warna dan rasa apa yang akan dia lekatkan dalam kehidupannya. Pelan-pelan saja saya sesuaikan dengan usianya bahwa Ibrahim tengah belajar memilih yang terbaik. Seperti pagi ini.

"Ummi,Aim boleh ya tidak baca Iqro hari ini karena Aim mau main saja."
"Boleh,berarti Ibrahim hanya main saja ya. Nonton flashdisknya nanti kalau Ibrahim sudah mau baca Iqro lagi. Okay?" Saya mengajak Ibrahim untuk menimbang pilihannya.
Dia diam sejenak,sepertinya memang tengah memilih. " Tapi Aim mau nonton cerita Raksasa Jalut, Aim janji deh tidak akan bilang lagi malas baca Iqro. Kan Aim sudah lancar ya ummi,nanti kalau malas bisa lupa ya." Dia tersenyum.

Dalam hati saya tersenyum padahal sebelumnya dia tidak bilang malas,akhirnya dia jujur kalau dia malas baca Iqro,hehehe.. Tapi diapun teringat bahwa dia punya apresiasi untuk dirinya. Meskipun dia baru Iqro jilid 2(karena saya type ibu yang memapah anak untuk belajar mengulang-ngulang,bagi saya kualitas menjadi prioritas) dia tetap percaya diri karena  kalau melihat teman-teman seusianya minimal sudah iqro 4 bahkan mungkin sudah ada yang bisa baca Al-Qur'an. Saya tidak pernah kecil hati karena belajar yang nikmat itu ada di cerita tentang proses.

Untuk mampu membuat Ibrahim bisa berkata sebijak pagi inipun saya butuh kekuatan untuk melewati prosesnya. Butuh pembiasaan,butuh mendengar penolakkan,butuh mendengar kemarahan,butuh ruang yang luas dan kesabaran tanpa jeda. Yang pasti saya butuh terus belajar menempa dan membangun diri menjadi ibu yang berani belajar dari keterjatuhan.Butuh keikhlasan bahwasanya saya hanya dititipkan amanah,dan nanti ada penghisaban yang menuntut saya untuk bisa menjelaskan seberapa maksimal jejak saya mengemban amanah. Biarlah tak ada piagam dan piala untuk keberhasilan Ibrahim tapi ada hadiah terbesar di hati ini tentang ruang cinta yang tak berbatas.

#Hari9
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Komentar

  1. πŸ‘πŸ‘πŸ‘ inspiratif!..sukak banget😍😍😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dirimu ternyata komen disini neng... Makasih 😍😘

      Hapus

Posting Komentar