Setangkup Doa Untuk Ibu





Tulisanku ini tercipta dan mengalir begitu saja. Tak berniat menuliskan terlalu banyak kesedihan dan tangis tetapi cerita ini memang benar-benar terjadi di minggu ke 4 saat aku harus kembali menulis untuk satu minggu satu cerita.
Hari sabtu sore kemarin,tiba-tiba aku terima kabar dari Dita adik perempuanku kalau kondisi ibu sangat drop dan akan segera dibawa ke IGD. Aku merasa sangat panik dan tidak bisa membendung airmata. Kutinggalkan Agnia dan Ibrahim, aku bersyukur memiliki mereka yang bisa kuandalkan di saat-saat tersulit.Aku dan suami menembus malam dengan ditemani gerimis hujan serta pekatnya macet di jalanan. Hanya satu harapan segera sampai di rumah sakit tempat ibuku menerima pertolongan pertama.

Sesampainya di salah satu RS swasta di Sukabumi,aku langsung masuk ruangan IGD. Dan kutemukan tubuh ibuku yang terkulai lunglai, kulihat wajah adikku yang sembab dan cemas. kupeluk tubuh-tubuh mereka,orang-orang terkasih yang selalu menghiasi doa-doa terbaikku. Memang sudah cukup lama ibuku menderita sakit jantung,sudah terhitung 18 tahun tetapi tubuh ibu sangat kuat sehingga pernah cukup lama ibu sembuh. Hingga akhirnya di 2 tahun terakhir ini tubuhnya lemah dan sering kambuh. Beberapa bulan yang lalu tubuhnya membengkak meski pelan-pelan bengkaknya menyusut,berganti dengan perutnya yang membesar,diperkirakan ada kelebihan cairan di tubuh ibuku sekitar 4 liter.

Sekitar 3 jam aku menunggu keputusan pihak rumah sakit,aku berharap ibu bisa segera masuk ruang ICU. Tetapi ternyata pihak rumah sakit menolak karena ruang ICU penuh. Kakiku terasa lemas,hatiku terasa hancur. Benakku bergumam," Apakah ini hanya karena ibuku menggunakan BPJS kelas 3,tidak seperti 5 tahun yang lalu saat memakai asuransi dari perusahaan tempat bekerja ayah tiriku. Betapa mudah ditangani waktu itu,ibu akan dengan segera masuk ruang ICU." Berjuta tanya rasanya menari di benakku untuk memperburuk fokusku. Sempat terlintas untuk pindah rujukan ke Rumah Sakit Umum di Sukabumi tetapi aku tak tega melihat ibu pindah kesana kemari. Akhirnya dengan hanya modal obat yang di dapatkan dari penanganan IGD, Ibu minta pulang lagi ke rumah Dita. Sungguh aku menangis saat mendengar doanya yang lirih. " Rabb,kuatkan aku,aku tak ingin menangis untuk anak-anakku. Aku harus kuat hingga nafas ini masih tersisa ataupun terhenti."

Menjadi masa-masa tersulit bagiku ketika harus berdamai dengan rasa sedih ini. Aku hanya bisa mengalirkan semua rasa dalam doa dan berharap ibu tetap kuat. Kulihat senyummya saat memeluk tubuhku dengan erat,aku harus pulang karena aku terlalu lama meninggalkan anak-anak di rumah cuma berdua.Sebanyak apapun airmata ini untuk menangisi ibu,tetapi aku tetap bersyukur masih bisa merasakan hangat nafas ibu,hangat kasih sayangnya meski banyak jarak yang membatasi. Ini hanya sepenggal cerita pengingat,betapa masih beruntungnya aku ketika masih diberikan kesempatan memeluk tubuh wanita yang telah memberikan hampir sepenuh jiwanya untuk mencintai dan membesarkanku. Beruntung sekali aku ketika masih bisa menghapus airmata dan rasa sakitnya meski tak bisa sebanyak waktu yang adik-adikku berikan untuk ibu. Entah esok, masihkah nafasku dan nafasnya sehangat hari ini?

Kabar terakhir yang kuterima lewat sms dari adikku Dita. Kondisi ibu terlihat semakin drop. Kubaca smsnya sekitar pukul 03.00 wib hari ini. " Ya Allah,jika ibu masih akan diberikan kesempatan hidup tolong berikan ia kekuatan,dan segera angkat penyakitna.tapi jika Engkau berkehendak lain,kami smua hrus ikhlas. Seikhlas ikhlasnya. Tak tega mlihat ibu seperti sangat menderita dengan rasa sakit yang ia derita." Aku hanya bisa berharap,semoga hari ini aku dan adikku bisa menemukan Rumah Sakit yang ramah yang bisa menjadi wasilah kesembuhan ibuku. Apapun yang terjadi,sesulit apapun kenyataan yang harus kuterima,aku ingin maksimal mencari solusi untuk ibuku. Hingga pada akhirnya di hati terdalam ini kupasrahkan sehebat-hebat rasa pasrah diri kepada Sang Pemilik Kasih Sayang,semoga doa dari pengais kasih ini bisa menjadi embun penyejuk buat ibuku. Semoga Rabb memberikan yang terbaik,apapun itu. Telah kusematkan rasa ikhlas dalam jiwa ini seperti isi sms Dita pagi ini.

Ibuku sayang menguatlah seperti kuatnya jiwamu sewaktu memapah langkah-langkah kecilku. Ibuku sayang,maafkan aku yang belum bisa memberi penanganan yang cepat. Tampaknya keadilan masih belum banyak berpihak pada kita. Tapi tak mengapa bu,semoga semua sulit ini menjadi pelebur dosa-dosa kita... Aamiin. Rabb kita lebih tahu tentang yang terbaik dalam hidup kita.


 


Komentar

  1. Syafakillah buat ibunda mbak..semoga diberikan kekuatan dan keikhlasan bagi ibunda dan keluarga..aamiin

    BalasHapus
  2. semoga ibu lekas pulih lagi ya mbak, semoga keluarga juga diberikan kesehatan dan kelancaran dalam berbagai macam urusan rumah sakit.. aamiiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukron.. peluk sayang atas doa tulus itu. Semoga Allah mmbls pahala berlimpah.. Aamiin

      Hapus
  3. Semoga lekas pulih ibunya mbaak
    Hampir mbrebes mili 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih doanya. Terima kasih sudah berkunjung..

      Hapus
  4. Sehaaaat ya tanteee.. semoga dicabut sakitnya yaaa..

    BalasHapus
  5. Sehaaaat ya tanteee.. semoga dicabut sakitnya yaaa..

    BalasHapus
  6. Semoga segera sembuah ibunya teteh ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhun... Terima kasih sdh berkunjung..😊😊

      Hapus

Posting Komentar