Secuil Kasih

Nak,
Wanita ini hanya bisa memeluk dalam kata. Tak peduli guncangan jaman tak bisa menuliskan sejarah kasih sayang ini. Teruslah belajar benar,baik dan bijak. Jadikan syariat Allah sebagai pijakan,carilah tsaqofah Islam sampai di terhentinya usiamu. Tak perlu kasar terhadap sesama,perbaiki tutur dan bijaksana,sekalipun pada sang pembenci karya kita. Ingat!tegaslah pada sang penista agama.

Nak,
Lihat jaman ini. Berjuta tangis tak bisa menghentikan kegilaannya,generasi dilumpuhkan dari dasarnya,agama di hantam dengan suntikan sekularisme yang mematikan ruh perjuangan dan pengorbanan para ulama. Mari bangun meski terasa nikmat lelap di masa kecilmu. Maafkan jika keadaan telah memaksamu untuk dewasa sebelum waktunya. Warna yang harus kutoreh dalam langkahmu haruslah warna yang jelas tentang terjabarnya aqidah yang akan menetap di relung jiwamu. Tak boleh warna abu-abu itu,tak boleh diam dan berlari masuk dalam zona nyaman. Berkumpullah di barisan-barisan jiwa yang tenang akan hantaman dan siksaan.

Nak,
Jangan lihat nikmat dunia itu terlalu berlebihan karena tak ada jaminan untuk nafas itu masih menetap di dalam raga kita.
Kita hanyalah sang pengembara yang mengais kasih pada Sang Maha Cinta. Kita tidak sedang dinaungi sistem hidup yang hakiki. Biarlah kita terasing,terasing dan senyap..

Nak,
Jangan bubuhkan kata kasar di ucapmu baik lisan atau tulisan sehebat apapun kebenaran yang kau bawa. Karena yang akan terluka bukan sekedar jiwamu tapi jiwa kebenaran yang kau bawa akan tumpul tak bernyawa.

Kata yang hina hanya akan terlahir dari jiwa yang hina. Tegas tak perlu keras. Nasehat tak perlu membunuh rasa kecuali untuk sang penista agama. Belajarlah senantiasa bertabayyun untuk kabar yang samar karena lisan tak jarang membawa kita ke jurang penyesalan.

Ini hanya secuil kata pengobat rindu pada Khilafah,tak peduli seberapa utopis,tak peduli jika tak berharga. Tak peduli jika langkah inipun tak bermakna bagi jiwa-jiwa yang begitu pongah merasa benar. Wanita ini hanya memunguti jiwa-jiwa generasi kecil yang terlupakan,dan tertindas jaman.

Kupinjam gambar ini. Semoga Allah melimpahkan pahala pada sang pembuat karya.

Cibadak Dalam Hujan,

    ● RIZKA●

Komentar