Rasa Perpisahan

Rasa perpisahan menjadi judul tulisanku di minggu ke 5 untuk satu minggu satu cerita. Beberapa minggu ini memang pikiranku sedikit berat dengan memikirkan kondisi ibuku yang belum kunjung pulih. Ada cerita ringan yang menghiasi pikiran-pikiran beratku. Tulisanku ini kupersembahkan untuk adikku Nurul(adik ketemu gede sebenarnya). Seorang terapis muda di salah satu rumah sakit swasta ternama di Sukabumi.

Kita belum lama saling mengenal,kitapun jarang bersua. Chatpun beberapa kali saja. Tetapi setiap chat pasti akan panjang. Meskipun usianya masih muda,dia salah satu wanita yang cukup peduli dengan kondisi perkembangan anak,mungkin salah satu penyebabnya karena dia memang seorang terapis okupasi.

Aku merasa banyak tambahan ilmu yang menunjang peranku sebagai seorang ibu dan sekaligus guru buat kedua buah hatiku. Aku tak segan bercerita dan berbagi tentang suka duka homeschooling. Aku merasa persahabatanku dengan Nurul cukup manis. Semua mengalir adanya.. Aku jadi mengerti banyak hal dari wanita muda ini.

Sekitar 3 hari yang lalu. Nurul menghubungiku lewat bbm. Sedikit terhenyak dan kaget ada rasa yang tiba-tiba saja aneh bercampur aduk tak karuan(terkesan sedikit lebay). Intinya dia pamit pulang ke Solo. Entah aku harus tanya siapa yang pernah merasakan rasa yang aku rasakan saat baca bbmnya Nurul?? Ada rasa sedih,tiba-tiba rasa kehilangan,berganti rasa hampa. Semua terasa begitu tiba-tiba. Meski persahabatan kami berumur sangatlah muda bahkan kitapun bukan sahabat yang begitu kental lebih tepatnya kita disebut kakak adik karena usiaku terpaut begitu jauh,aku lebih tua 15 tahun darinya. Bahkan mungkin aku lebih pantas menjadi ibunya..😃😃😃.

Menjelang kepulangannya ke Solo. Kita masih menyempatkan berjumpa. Meskipun hanya beberapa jam saja. Dan Nurul meninggalkan jejaknya lewat puzzle kayu yang di hadiahkan untuk Ibrahim dan Adriel keponakkan tersayangku. Setiap kulihat puzzle kayu tersebut,aku pasti mengingat senyumnya yang tulus,pribadinya yang ringan. Ketika cerita ini selesai kutulis,aku yakin Nurul tengah berbahagia bersama keluarga meski menyisakan rasa perpisahan. Ingin hati,semalam tadi bisa beres tulisan ini agar bisa menemaninya di bus yang membawanya ke Solo namun apa daya kesibukkan begitu menyita meski hanya untuk menulis cerita sederhana ini.

Apapun yang terasa dihatiku sekarang tidak sesederhana tulisanku bagaimanapun rasa perpisahan ini butuh proses untuk menghilang dan yang ku tahu Nurul tak ada lagi di kota Sukabumi.  Semoga suatu ketika ada cinta yang membawanya kembali di kota ini meski sejenak dan sekedar bersinggah.

Rasa perpisahan ini terlahir dari sebentuk penghargaan atas nama persahabatan tak peduli seberapa muda usia persahabatan,tak peduli seberapa jauh perbedaan.  Kupersembahkan tulisanku ini untuk Nurul disana,semoga keberadaan kami tetap menjadi warna yang membuat  Nurul berbinar saat mengingatnya.  Teriring salam sayang dari mommy Adriel,Agnia,Adriel,Ibrahim dan Adrian. Kami pasti merindukanmu.

Komentar

Posting Komentar