GAME LEVEL #2 KELAS BUNDA SAYANG

MELATIH KEMANDIRIAN HARI 1

"Meluaskan Keikhlasan"

Catatan tugas melatih kemandirian hari pertama ini saya awali dengan cerita tentang saya terlebih dahulu. Kemandirian bagi saya adalah sebuah pakaian yang telah Allah sematkan dari sejak usia saya kecil. Dari sejak saya tahu disamping saya tak ada ibu dan ayah yang membelai penuh kasih sayang. Berawal dari kondisi tersebut saya belajar memahami bahwa Allah telah memberikan bekal kemandirian. Saya paham bahwa ketiga adik-adik saya terlahir tidak cukup jauh dari usia saya. Sehingga saya harus ikhlas berada di dalam pengasuhan orang lain. Dan berjuta pengertian yang saya alirkan sampai kini usia saya telah 36 tahun. Itulah bekal yang saya sematkan untuk kedua buah hati saya.

Bagi saya latihan kemandirian untuk anak-anak akan tercipta dan terlahir dari ibu yang memahami arti kemandirian itu sendiri. Sehingga akan tepat melatih sesuai prosesnya. Tidak terburu-buru dan semua seimbang berjalan harmonis. Karena sesungguhnya perkembangan kemandirian dari masing-masing anak akan sangat beragam. Saya bersyukur sama Allah,banyak dibekali keterbatasan. Begitupun ketika saya harus memilih homeschooling buat Agnia(13y) dan Ibrahim (6y). Semua berawal dari keterbatasan.

Saya dan suamipun memiliki banyak keterbatasan. Suami saya pribadi yang baik bahkan terbaik untuk diri saya tapi tega(s). Seperti tegasnya garis hidup yang telah Allah berikan untuk anak-anak dan diri saya juga dirinya. Kewajibannya yang begitu banyak menuntun pribadi saya menjadi pribadi yang mandiri. Dari mengurus kondisi rumah,melewati tiap-tiap masalah,menentukan pelajaran-pelajaran yang terbaik untuk kedua buah hati. Melengkapi setiap keterbatasan-keterbatasan keberadaannya,memampukan diri mandiri dalam finansial. Saya selalu bilang pada tekad saya. Saya harus mampu membentuk pribadi dan kemandirian di diri Agnia dan Ibrahim dengan penuh cinta,penuh pengertian dan ketegasan yang berbalut kasih sayang. Semua sungguh tak mudah,tidak semudah list yang telah saya cipta untuk memandirikan mereka. Karena sesungguhnya sayapun tengah berjibaku memandirikan hati dan langkah. Fokus yang harus maksimal. so far so good.. Meski kadang terengah-engah..

Agnia, berusia 13 tahun,dia sudah aqil baligh. Dia tahu bahwa kedudukannya di hadapan Allah sama dengan ummunya. Dia anak yang sudah bisa diandalkan,banyak sekali membantu meski begitu tetap saja dia anak remaja 13 tahun yang butuh alarm atas tugas-tugasnya. Dia seorang homeschooler yang harus mampu fleksibel membagi waktu dan mengolah keterampilan. Latihan konsisten itu perlu pembiasaan sehingga saya dan suami memberinya list. Dimana list tersebut akan diganti sesuai pencapaiannya. Target bulan ini untuk Agnia adalah konsisten menyetrika bajunya dan baju adiknya. Alhamdulillah sudah rapi. Hanya konsistennya yang perlu diasah. Memasak sudah bisa dan rasanya sudah mampu menyesuaikan dengan selera  ummu dan abu juga Ibrahim. Lagi-lagi konsistennya yang perlu dipertajam.

Ibrahim, berusia 6 tahun. Anak ceriwis yang suka membantu ummu mencuci baju dan mencuci kamar mandi serta buang sampah. Masih terkendala dengan bangun pagi. Aturan bangun pagi jam 5 tapi bisa bablas sampai jam 6 kalau tidak dibangunkan. Ibrahim sudah seringkali berjanji..😃😃. Berjanji untuk bangun jam 5. Tetapi sepertinya tidak seutuhnya salah Ibrahim terkadang ummunya yang tidak tega(s) atau terlalu fokus dengan tumpukkan pekerjaan. Semangat lebih tinggi untuk memaksimalkan semua.

Dengan tugas level #2 ini saya termotivasi untuk konsisten dalam menata semua. Menata diri yang paling utama. Lebih banyak ikhlas membangun diri, mendampingi suami, membersamai buah hati. Sesungguhnya hidup ini tak ada yang pahit. Hanya saja saya perlu mencapai rasa yang belum manis ini dengan membubuhkan banyak rasa ikhlas. Saya yakin manis itu akan tercapai saat saya mampu menjemput hakikat dari Sang Maha Pemilik Rasa Kehidupan. Kemandirian saya adalah jalan utama buah hati menemukan kemandirian-kemandirian mereka.

#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian

Komentar

Posting Komentar