GAME LEVEL #1 KELAS BUNDA SAYANG

Komunikasi Produktif

Berdamai Dengan Lisan

Bismillaah
Saya tarik nafas panjang ketika akan mulai menulis. Berupaya terus memahami semua ketidaknyamanan yang terjadi di 2 hari yang lalu dan masih membekas dalam rongga dada dan masih terasa sesak.
Pagi ini Agnia sudah mengangkat belasan kali ember air untuk mengisi bak kamar mandi dari kran PAM depan rumah. Sedangkan saya masih berjibaku dengan tumpukkan baju yang harus disetrika. Sudah hampir sebulan pompa air ada masalah sepertinya saluran air yang mampet.

Dua hari yang lalu,saya meminta solusi kepada ibu pemilik rumah yang saya kontrak. Saya kirimkan sms dengan kata sebaik-baiknya. Ibu kontrakanpun membalas dengan baik.
Tiba-tiba saya terima telpon. Saya angkat dan suara di sebrang sana sangatlah bernada keras. Kata yang saya ingat adalah." Situ yang menempati rumah itu,situ yang harusnya cari tahu masalah pompa air. Situ banyak omong!!" Telpon itupun ditutup dengan tanpa diawali salam dan diakhiri salam,itu suara bapak yang punya kontrakan. Hanya airmata yang bisa menjawab semua,pecah tangis saya. Didepan suami dan anak-anak. Suami baru datang dari membeli makanan buat makan siang.
Mereka semua memeluk. Adakalanya sayapun harus rapuh untuk bisa menguat kembali.

Pagi ini bekas sedih itu masih ada ketika melihat Agnia harus bolak-balik dari depan bawa air.
"Kakak,maafkan ummu ya. Belum dapat solusi untuk pompa air kita. Tukangpun belum bisa menyelesaikan pekerjaannya sudah 2 hari ini."
"Tak apa-apa ummi sayang,kakak kan sekalian olahraga. Udah ummi jangan sedih lagi. Biarlah ucapan bapak itu jadi kekuatan buat kita. Berarti kita lagi diajarin bapak itu supaya jangan berbicara kasar sama orang lain. Gawat kalau orang sudah tersakiti oleh ucapan kita,doa orang yang terdzolimi tanpa hizab lho ummi. Akan langsung Allah kabulkan. Mari kita doakan bapak dengan yang baik-baik." Agnia tersenyum santai sambil berlalu membawa ember.

Jleb. Saya merasa ditampar dengan ucapan tersebut ucapan yang sering saya katakan ketika memeluk Agnia  yang tengah sedih merasa tersakiti oleh ucapan temannya atau siapapun yang menurut dia terasa menyakiti. Tiba-tiba bathin terasa menguat. Tekad hati menguat. Lupakan dan maafkan. Berdamai dengan hati. Masih banyak tugas menanti.Alhamdulillah dari sedihpun ,Allah selalu begitu indah memapah langkah untuk terus belajar.

#Hari7
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Komentar