Agnia memutuskan family project tentang kreasi kain flanel tidak bisa kami lanjutkan. Itu menjadi PR jangka panjang bagi kami bertiga. Pagi ini pimpro Agnia antusias untuk merapikan "Rumah Lego". Dia yang mengarahkan adiknya untuk menyusun semua lego yang sudah dibongkar dan dicampur. Meski terlihat menjemukan bahkan mungkin bagi sebagian ibu yang anaknya sama punya lego, family project yang kami jalani hari ini adalah acara yang menghabiskan waktu dan sia-sia. Tetapi bagi saya,moment ini adalah ajang pelatihan bagi buah hati saya terlatih bekerja sama dan mencurahkan ide-ide. Kolaborasi yang cukup apik dari Agnia dan Ibrahim dari gaya belajar mereka yang berbeda yakni kinestetik dan visual melahirkan kerjasama yang cukup baik.
Kami bertiga memang sangat menyukai mainan edukasi ini sehingga ketika harus merapikannya bukan suatu beban bagi kami. Tapi banyak cinta yang kami curahkan untuk tiap kepingnya. Saking seringnya kami merapikan,salah satu di antara kami akan tahu jika satu saja lego hilang meskipun kecil biidznillah kami akan mengetahuinya. Berawal dari lego-lego Ibrahim diambil oleh murid les tanpa bilang. Kejadian itu menjadi alarm buat kami untuk merapikan secara disiplin.
Saya merasa kami bertiga memang jiwa-jiwa yang unik. Sama-sama suka lego. Sehingga kami bertiga akan bergilir menjadi pimpro untuk project ini yang butuh serius karena kami harus memilah kepingan demi kepingan sesuai warna dan sesuai jenis. Sangat melelahkan jika tidak dinikmati.
Alhamdulillah, project kami tuntas dengan maksimal. Lego sudah masuk ke tempatnya dengan rapi.
#TantanganHari10
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar