Tugas : Mengenal Gaya Belajar Anak
Tanggal : 23 April 2017
Anak : 1). Agnia Malika Anandari (13y4m)
2). Ibrahim Abdul Jabbar (6y6m)
Kegiatan : Belajar Sains
Hari ini Ibrahim kurang sehat, dari semalam mengeluh sakit. Ternyata bagian tubuhnya ada memar, Ibrahim cerita pernah terjatuh waktu lari-larian sama teman. Alhamdulillah meskipun merasa iba dengan keluhannya tetapi rasa sakitnya bisa menjadi wasilah supaya saya bisa mengajaknya belajar dan kembali meneliti gaya belajar dari diri Agnia dan Ibrahim.
Agnia dan Ibrahim adalah homeschooler seyogyanya jadwal mereka tidak terbatas waktu dan keadaan, kapan mereka mau belajar dan kapan mereka mau rehat. Yang terpenting saya tetap memberi aturan di sela kekeluasaan yang mereka miliki. Bagi mereka berdua belajar bisa dari mana saja tidak terbatas dan tersekat dinding kelas. Apapun mereka pelajari tidak terkecuali dari rasa sakit. Saya tetap memandunya agar setiap pembejaran mereka bisa membawa arah pemikiran kepada Sang Maha pencipta.
Agnia menjelaskan penemuannya bahwa makhluk hidup dan alam semesta adalah sebuah keajaiban karya agung Allah SWT. Dan keajaiban yang paling dekat dengan diri kita adalah tubuh kita sebagai manusia. Ibrahim mengatakan kalau rasa sakit sengaja Allah ciptakan agar rasa sakit bisa jadi setrum ke otak langsung menggerakkan tangan untuk mengobati, bisa ambil betadine kalau luka, bisa ambil minyak zaitun dan obat gosok kalau memar.
Praktek yang Agnia lakukan adalah mencubit kakinya sendiri. Dia ekspresikan di hadapan kami kalau memang sakit. Mengapa demikian? Agnia menjelaskan kembali hasil penemuan dan rekaman ilmu di benaknya dari google beberapa bulan lalu. Cubitan--》rasa sakit-》sistem saraf + kulit menangkap perasaan tersebut dan segera bekerja. Agnia masih ingat kalau sistem syaraf tersebut disebut reseptor yang kemudian mengirimkan suatu arus listrik yang dinamakan impuls saraf. Ibrahim memberi nama sebagai setrum.
Agnia melanjutkan penjelasannya, dalam waktu 0,01 detik, impuls saraf --》sumsum belakang--》otak --》memberi tanggapan serta perintah untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan rasa sakit.
Tak ada nikmat yang bisa kami dustakan dari segala hal yang Allah berikan meskipun dari rasa sakit, jika mau meneliti ternyata melahirkan banyak ilmu.
Kesimpulan : Agnia tetap dominan dengan gaya belajar visual. Penjelasan yang bisa dia presentasikan hari ini dicatat dalam benaknya dari setiap gambar yang dia pelajari. Sedangkan Ibrahim tetap dengan gaya kinestetiknya, dia menyimpulkan sendiri hanya dengan secuil penjelasan tapi menghasilkan pemikiran yang mirip dengan kakaknya meskipun dengan bahasa sederhana yang dipahaminya.
Semoga Allah tetap meridhoi setiap yang kami pelajari, yang diambil dari kasih sayangNya yang terserak agar kami senantiasa belajar berpikir.
#TantanganHari4
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Hari ini Ibrahim kurang sehat, dari semalam mengeluh sakit. Ternyata bagian tubuhnya ada memar, Ibrahim cerita pernah terjatuh waktu lari-larian sama teman. Alhamdulillah meskipun merasa iba dengan keluhannya tetapi rasa sakitnya bisa menjadi wasilah supaya saya bisa mengajaknya belajar dan kembali meneliti gaya belajar dari diri Agnia dan Ibrahim.
Agnia dan Ibrahim adalah homeschooler seyogyanya jadwal mereka tidak terbatas waktu dan keadaan, kapan mereka mau belajar dan kapan mereka mau rehat. Yang terpenting saya tetap memberi aturan di sela kekeluasaan yang mereka miliki. Bagi mereka berdua belajar bisa dari mana saja tidak terbatas dan tersekat dinding kelas. Apapun mereka pelajari tidak terkecuali dari rasa sakit. Saya tetap memandunya agar setiap pembejaran mereka bisa membawa arah pemikiran kepada Sang Maha pencipta.
Agnia menjelaskan penemuannya bahwa makhluk hidup dan alam semesta adalah sebuah keajaiban karya agung Allah SWT. Dan keajaiban yang paling dekat dengan diri kita adalah tubuh kita sebagai manusia. Ibrahim mengatakan kalau rasa sakit sengaja Allah ciptakan agar rasa sakit bisa jadi setrum ke otak langsung menggerakkan tangan untuk mengobati, bisa ambil betadine kalau luka, bisa ambil minyak zaitun dan obat gosok kalau memar.
Praktek yang Agnia lakukan adalah mencubit kakinya sendiri. Dia ekspresikan di hadapan kami kalau memang sakit. Mengapa demikian? Agnia menjelaskan kembali hasil penemuan dan rekaman ilmu di benaknya dari google beberapa bulan lalu. Cubitan--》rasa sakit-》sistem saraf + kulit menangkap perasaan tersebut dan segera bekerja. Agnia masih ingat kalau sistem syaraf tersebut disebut reseptor yang kemudian mengirimkan suatu arus listrik yang dinamakan impuls saraf. Ibrahim memberi nama sebagai setrum.
Agnia melanjutkan penjelasannya, dalam waktu 0,01 detik, impuls saraf --》sumsum belakang--》otak --》memberi tanggapan serta perintah untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan rasa sakit.
Tak ada nikmat yang bisa kami dustakan dari segala hal yang Allah berikan meskipun dari rasa sakit, jika mau meneliti ternyata melahirkan banyak ilmu.
Kesimpulan : Agnia tetap dominan dengan gaya belajar visual. Penjelasan yang bisa dia presentasikan hari ini dicatat dalam benaknya dari setiap gambar yang dia pelajari. Sedangkan Ibrahim tetap dengan gaya kinestetiknya, dia menyimpulkan sendiri hanya dengan secuil penjelasan tapi menghasilkan pemikiran yang mirip dengan kakaknya meskipun dengan bahasa sederhana yang dipahaminya.
Semoga Allah tetap meridhoi setiap yang kami pelajari, yang diambil dari kasih sayangNya yang terserak agar kami senantiasa belajar berpikir.
#TantanganHari4
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar