Bismillaah..
Saya selalu memberi tantangan untuk kedua buah hati saya. Ketika mereka berhasil, saya pasti memberikan reward untuk bahan tantangan selanjutnya dan levelnya selalu lebih tinggi dari tantangan sebelumnya. Saat Agnia dan Ibrahim berhasil merawat ketiga bunganya, bahkan menambahnya dengan pohon seledri. Saya menambah dengan bunga yang lebih besar plus dengan bunganya..😃😃.. Bonus bunga pagi ini dari Galeri Budaya Bambu.
Dan 20 lembar kain flanel yang mereka pilih sendiri dari pasar Cibadak. Komplit dengan mute, benang, kancing, jarum. Saya pesankan prakarya ini harus ada yang selesai dalam waktu 3 jam selama saya mengajar les home visit. Sebelumnya mereka menyanggupi, semua tanpa campur tangan saya. Tujuannya memotivasi Agnia dan Ibrahim untuk lebih kreatif berkarya.
Meski game level #2 di kelas bunda sayang sudah selesai tapi perjalanan kemandirian harus terus berjalan lebih penuh cinta dan kasih sayang. InsyaaaAllah, saya yakin tentang kebaikkan yang akan selalu tumbuh di dalam diri mereka tentang kemandirian hari ini sebagai bekal untuk tangung jawab mereka di masa depan.
Semoga Allah selalu menguatkan langkah ini... Aamiin..
#Catatanduohomeschooler
Melatih kemandirian sangatlah membutuhkan proses. Melatih kemandirian butuh ruang cinta dan pengertian. Banyak yang melatih kemandirian dari kondisi yang terlalu tegas sehingga hasilnya takkan memancar dalam kehidupan buah hati.Saya tegaskan pada diri untuk tidak terlalu banyak memberi tekanan, karena tantangan takkan seiring sejalan dengan tekanan yang selalu melumpuhkan. Mengapa harus selalu ada cinta yang harus tumbuh di tiap ruangnya? Karena cinta adalah hal besar yang memapah mereka untuk bisa memahami dirinya dengan segala potensi baik yang dimiliki. Lantas jika tidak diberikan keras, kapan mereka akan bisa tegas terhadap diri mereka? Bagi saya tegas itu bukan menyakitkan tapi melatih mereka untuk sadar terhadap tanggungjawab. Tegas tidak serupa dengan verbal bullying. Tegas terlahir dari pelajaran-pelajaran qonaah. Tegas akan melahirkan jiwa-jiwa yang pandai bersyukur atas potensi diri. Lantas jika tidak ada sakit dan luka, akankah mereka kuat? Bagi saya, tak perlu kita yang membuat mereka ketakutan. Bukankah Allah melahirkan ujian demi ujian terhadap semua insan? Kita sebagai orang tua hanya tetap harus siap memberi ruang cinta, memapahnya saat mereka terjatuh, menyambutnya saat mereka makin bertumbuh. Membersamainya dengan nilai-nilai syariat. Tanamkan pelajaran-pelajaran takwa. Berikan ilmu-ilmu hidup sesuai tahapan agar semua seimbang.
Saya selalu memberi tantangan untuk kedua buah hati saya. Ketika mereka berhasil, saya pasti memberikan reward untuk bahan tantangan selanjutnya dan levelnya selalu lebih tinggi dari tantangan sebelumnya. Saat Agnia dan Ibrahim berhasil merawat ketiga bunganya, bahkan menambahnya dengan pohon seledri. Saya menambah dengan bunga yang lebih besar plus dengan bunganya..😃😃.. Bonus bunga pagi ini dari Galeri Budaya Bambu.
Dan 20 lembar kain flanel yang mereka pilih sendiri dari pasar Cibadak. Komplit dengan mute, benang, kancing, jarum. Saya pesankan prakarya ini harus ada yang selesai dalam waktu 3 jam selama saya mengajar les home visit. Sebelumnya mereka menyanggupi, semua tanpa campur tangan saya. Tujuannya memotivasi Agnia dan Ibrahim untuk lebih kreatif berkarya.
Meski game level #2 di kelas bunda sayang sudah selesai tapi perjalanan kemandirian harus terus berjalan lebih penuh cinta dan kasih sayang. InsyaaaAllah, saya yakin tentang kebaikkan yang akan selalu tumbuh di dalam diri mereka tentang kemandirian hari ini sebagai bekal untuk tangung jawab mereka di masa depan.
Semoga Allah selalu menguatkan langkah ini... Aamiin..
#Catatanduohomeschooler
Komentar
Posting Komentar