PERKAKAS BARANG BEKAS
Bismillah..
Alhamdulillah bertemu lagi dengan Writing Challenge. Coba menuangkan rasa dalam waktu yang tersisa hari ini. Semoga tetap memberikan warna yang indah dalam membersamai buah hati. Setelah percakapan tadi pagi bersama Ibrahim tentang cinta dibalik cerita,tentang pilihan-pilihan yang manis yang membuat kita terus belajar menapaki hari. Dan malam ini tentang lembaran-lembaran kertas yang berserakan yang ingin dia cipta menjadi sebuah karya,tentang buku-buku tulis bekas kakak dan sampul buku yang bergambar hello kitty yang ingin dia jual dan orang pertama yang harus membeli adalah ummunya sendiri.
Selesai baca iqro,Ibrahim membuka percakapan. " Ummi,Aim sekarang jualan sampul hello kitty,masih baru lho. Ummi harus beli ya."
" Kalau ummu sudah beli nanti ummu pakai buat apa?"
"Buat Aim juga,nanti Aim jual lagi." Wajah polosnya penuh harap.
" Ibrahim sayang,barang yang sudah dibeli orang jangan diminta lagi,boleh ditukar kalau barang itu sebelumnya tidak ketahuan ada yang rusak dari penjualnya." Saya perlahan memberi pengertian.
"Oh begitu ya ummi,kalau barang bekas boleh tidak dijual?."
"Boleh,asalkan masih bisa dipakai,nak."
Kamipun larut dalam obrolan seputar barang bekas. Diapun tenggelam dengan mengaduk-aduk laci. Mengenang mainan-mainannya yang sudah tidak terpakai. Dia memilah benda yang masih bisa dipergunakan.. Hasilnya ruangan berantakkan. Sekilas rasa lelah mulai menggoda untuk berekspresi. Tetapi sekuat hati untuk tetap berdamai.
"Nak,sebentar lagi kita sholat isya ya. Tolong ummu untuk merapikan ruangan ini. Ummu yakin Ibrahim pasti rapi menatanya kembali." Sangat tidak mudah untuk mengarahkannya bertanggung jawab. Saya coba menunggu sampai Ibrahim mau menyelesaikan konsekuensinya.
"Baiklah ummi, Aim akan bereskan tapi besok boleh ya Aim cari barang-barang di laci ini ya?"
Saya menganggukkan kepala tanda menyetujui. "Tetapi harus mau merapikannya ya."
Meskipun cukup lama saya harus menunggu,ruangan kembali rapi lewat tangan Ibrahim. Saya cukup bahagia bisa menemani di tiap detik waktu dan kegiatannya. Meski adakala tingkahnya menggoda rasa lelah,menggoda untuk tak sabar,menggoda untuk mengambil jalan pintas memerintah. Saya berupaya sadar bahwa saya harus mendidik dengan cinta. Saya juga harus ingat bahwa dalam mendidik butuh keseimbangan. Butuh keberanian untuk memapahnya mengenal tanggung jawab.
#TDoLM_WritingChallenge
#JurnalIbuPembelajar
#Portofolio.FBE.Agnia(13y)&Ibrahim(6y)
#Day1to7days
#FitrahBelajar
#FitrahTanggungJawab
#FitrahEstetika
#Day1_JIP2
Komentar
Posting Komentar